REVIEW SHARING OMS CINDERALAS DAN SATU NAMA




Organisasi masyarakat sipil (OMS) adalah organisasi masyarakat yang menyentuh langsung  dengan masalah ekonomi dan sosial dan banyak berfokus pada isu-isu yang menjadi inti kerja pemerintah dan organisasi internasional lainnya. OMS semakin banyak menggunakan jaringan yang luas untuk mengejar aktivitas mereka dan mencoba mempengaruhi kebijakan mengenai berbagai isu. Pengaruhnya meluas ke warga, parlemen dan pemerintah. OMS berkomitmen untuk bersikap transparan mengenai pekerjaannya, menjelaskan dirinya sendiri, dan mendengarkan orang-orang yang dihadapinya, dan melibatkan komponen masyarakat secara utuh  melalui sharing informasi, dialog, dan konsultasi baik di tingkat global maupun nasional. Istilah "organisasi masyarakat sipil" merujuk pada berbagai asosiasi warga negara yang ada di hampir semua negara anggota untuk memberikan manfaat, layanan, atau pengaruh politik kepada kelompok tertentu di dalam masyarakat. OMS meliputi forum bisnis, asosiasi berbasis agama, serikat pekerja, kelompok masyarakat lokal, organisasi nonpemerintah (LSM), yayasan amal, cabang pemerintah (instansi pemerintah dan legislator), usaha perorangan, partai politik, dan media biasanya dikecualikan.
Di Indonesia, kehadiran OMS merupakan ekspresi kebebasan berserikat dan HAM. Awal menjamurnya OMS terjadi setelah negara Indonesia mengalami era reformasi. Rakyat hadir bukan hanya sebagai objek pembangunan dan demokrasi. Lebih dari itu, rakya merupakan subjek utama dalam melakukan pembangunan dan memanifestasi demokrasi. Jelas bahwa tujuan kehadiran OMS adalah proses pencerahan terhadap kedaulatan individu warga negara terus berkembang menolak semua jenis dominasi: agama, negara, institusi lain. selain itu, kehadiran OMS merupakan penguatan masyarakat sipil  yang menjadi inti terjadinya keseimbangan yang dinamis antara rakyat dan pemerintah. kehadiran OMS juga merupakan strategi perlawanan berjangka panjang, dialogis tanpa kekerasan.
Dalam dua pertemuan mata kuliah Masyarakat Sipil tahun 2017, mahasiswa DPP UGM  2016 berdiskusi dengan dua narasumber penting, Meth Kusumahadi dan Mba Shanty. Meth Kusumahadi membahas tentang OMS “Satu Nama” dan narasumber lainnya membahas tentang OMS “Cinderalas”. Dalam penjelasan dua narasumber ini, ada beberapa poin penting, antara lain: dalam menjalan tugas dan pekerjaannya, OMS melakukan dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan mikro. Perbedaan dua pendekatan ini sebenarnya merujuk pada bagaimana kapasitas pendekatan itu sendiri. Apakah mencakup cara universal atau umum (Makro) atau dilakukan dengan cara khusus dalam ruang lingkup yang kecil.
OMS Satu Nama menjalankan tugas dan pekerjaan mereka dengan cara memanajemen atau membagi tugas mereka dalam beberapa devisi; 1). pemberdayaan masyarakat dengan pertanian yang berkelanjutan, koperasi, perkembangan masyarakat. 2). pelatihan melakukan perencanaan strategis terpadu, resolusi konflik dan manifestasi program. 3). pendidikan publik dengan adanya perpustakaan- perpustakaan anak, radio komunitas, rumah produksi, majalah gemma / publikasi. 4). mobilisasi sumberdaya dengan pembangunan institusi. 5). pelayanan umum: keuangan, personil, pelatihan fasil. 6). reformasi pemerintah: asosiasi transparansi dan akuntabilitas LSM ; rumah clearing untuk anti korupsi dan pemerintah watch.
Sedangkan dalam Cinderalas, ada bebarapa metode kerja yang dilakukan untuk membantu pemfokusan tugas mereka; 1). Pendidikan penyadaran rakyat, 2). Membangun Gerakan Sosial Kerakyatan, 3). Menumbuhkan Gerakan Petani Organik, 4). Perkumpulan mengelola uang bersama, 5). Perempuan berdaya: mengawinkan politik dan ekonomi, 6). Gerakan kemanusiaan akar rumput. 
Metode kedua OMS ini merupakan cara mereka menerjemahkan keprihatinan-keprihatinan universal manusia akan persoalan-persoalan hidup yang menantang manusia untuk mengatasinya. Keprihatinan dan bagaimana OMS Satu Nama dan Cinderalas Paritrana mencoba mengembangkan model penyelesaian yang pro rakyat atau masyarakat sipil itu antara lain meliputi:
a). Persoalan pendidikan rakyat yang sangat rendah diselesaikan dengan pendidikan publik  (perpustakaan anak, radio komunitas , dan rumah produksi dan upaya penyadaran rakyat (Community Organizing through Participatory Action Research, Peasants’ Rights Participatory Education for A Community-Based Rural Empowerment dan Local Leadership Training).
 b). Pelemahan dan percerai-beraian kekuatan rakyat diselesaikan dengan cara resolusi konflik dan membangun gerakan sosial kerakyatan.
c). Peminggiran petani dan membuat petani tergantung bahkan dalam hal pangan yang semestinya cukup bisa mereka produksi sendiri dengan mencoba memberikan alternatif penyelesaian Gerakan Petani organik dan  pemberdayaan petani berkelanjutan.
d). Pemiskinan termasuk penandas-habisan kapital rakyat, dengan cara perkumpulan yang mengelola keuangan bersama  dalam bentuk Credit Union dan koperasi.
 e). Pendeskriminasian terhadap perempuan yang diselesaikan dengan cara pemberdayaan perempuan dan pemberdayaan perempuan.
f). Respon terhadap berbagai macam bencana dengan cara gerakan kemanusiaan akar rumput dan pelayanan publik.
Dalam kuliah sharing yang disampaikan oleh dua narasumber di atas dapat disimpulkan beberapa karakter yang sama sebagai OMS; Pertama, RELEVAN: berkontribusi pada tingkat tujuan program bantuan yang lebih tinggi seperti yang digariskan dalam strategi negara dan tematik. Kedua, EFEKTIF: Mencapai tujuan yang dinyatakan dengan jelas dan terus-menerus mengelola risiko. Ketiga, EFISIEN: Mengelola aktivitas untuk mendapatkan nilai uang maksimal dari dana bantuan, staf dan sumber daya lainnya.
Keempat, MONITORING DAN EVALUASI: Mampu mengukur kemajuan dengan efektif terhadap tujuan pertemuan. Kelima, ANALISIS DAN PEMBELAJARAN: Jadilah berdasarkan analisis teknis yang baik dan pembelajaran yang berkesinambungan. Keenam, KEBERLANJUTAN: Menangani keberlanjutan manfaat kegiatan setelah dana dengan tepat telah berhenti, dengan account yang diberikan kepada sistem pemerintah mitra, kepemilikan stakeholder dan fase keluar. Ketujuh, GENDER EQUALITY: memajukan kesetaraan jender dan mempromosikan peran perempuan. 
Salah satu komponen penting dalam pengelolaan OMS ialah akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan aspek yang berkaitan dengan trust (kepercayaan), tuntutan administrasi program, altruistik secara nilai, dan competing accountability demands. Dengan begitu, aspek ini menuntut beberapa dimensi akuntabilitas, antara lain: Transparancy (terbuka memberikan informasi), justification (pertanggungjawaban), complience (kepatuhan memberikan laporan). Akuntabilitas menjadi jawaban terhadap kecurigaan yang terjadi dalam ruang masyarakat terhadap OMS. OMS Satu Nama dan Cinderalas sudah menunjukkan akuntabilitas dengan nilai-nilai serta tuntutan yang menjadi tuntutannya. Hal itu dibuktikan dengan dengan umur kedua OMS ini yang bertahan sampai sekarang. Masyarakat, negara, dan para donatur sudah memberi kepercayaan dengan kedua OMS ini. Bagaimana pun, kedua OMS ini mendapat dukungan dana dari para donatur dan negara, meskipun akhir-akhir ini Cinderalas sedang berjuang untuk mandiri dalam mendapatkan dana untuk pengelolaan OMS itu sendiri. Implikasi dari hal ini ialah pertanggungjawaban kedua OMS ditunjukkan kepada para donatur dan pemerintah serta masyakarat. Tujuannya ialah untuk menjamin dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan donatur dalam bentuk materi dan legitimasi.
Sharing dua OMS ini menghasilkan beberapa rekomendasi untuk eksistensi OMS di Indonesia khususnya, dan dunia umumnya; 
a. LSM harus memperbaiki kinerja standarnya: akuntabilitas, transparansi, lebih difokuskan, kejuruan, untuk dapat memotivasi dan mewakili kepentingan masyarakat (marjinal).
b. Globalisasi telah menantang LSM untuk meningkatkan status mereka yang seharusnya: Dampak yang Sah, Relevan, Signifikan, Efektif, Efisien, lebih besar dan berkelanjutan, dilengkapi dengan jaringan internasional yang kuat.
c. Hubungan LSM dengan orang (marginal) harus lebih terintegrasi, tidak terpisahkan dalam semangat, akuntabel dan transparan di semua tingkat maupun terhadap semua mitra.
d. "Demokrasi konsolidasi" mengharuskan LSM untuk mengubah strategi dan cara kerja sama mereka dengan semua aktor.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDEKATAN STRUKTURALISME

PERBEDAAN SISTEM PEMERINTAHAN DEMOKRASI PARLEMENTER, TERPIMPIN DAN DEMOKRASI PANCASILA

STATE AUXILIARY BODIES: Defenisi dan Penting Penerapannya dalam Negara Demokratis