SENSE OF HUMANITY : JAWABAN DILEMA KEHADIRAN INTERNET
SENSE
OF HUMANITY :
JAWABAN DILEMA KEHADIRAN INTERNET
ADOLFUS FREDERIK
Akhir-akhir ini pro kontra kehadiran internet terus
muncul di atas permukaan. Di Indonesia, internet menjadi buah bibir dan getol
diperdebatkan setiap kalangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal
ini disebabkan munculnya beberapa tindakan amoral yang diyakini internet
sebagai dalangnya. Namun, perdebatan itu tidak pernah usai ketika dihadapi
kenyataan bahwa internet juga memiliki kegunaan untuk mendidik, sumber
informasi, mempermudah komunikasi, hiburan, meningkatkan kualitas pelayanan
pemerintah, sumber lapangan pekerjaan dan kegunaan-kegunaan lainnya. Situasi
dilematis ini mengakibatkan setiap kalangan dalam kehidupan berbangsa berjalan
ditempat dalam mencari solusi untuk mengatasi tindakan amoral atau tidak
berprikemanusiaan yang didalangi konten negatif internet.
Realitas
Pada saat ini, semua orang bisa mengoperasikan internet,
tanpa memandang siapa dan apapun. Mulai dari anak-anak yang bisa memainkan game online, para remaja yang
menggunakan internet untuk mengerjakan tugas, pejabat yang membaca berita gadgetnya, orang tua yang melayani pelanggannya
dalam e-commerce, sampai kakek dan nenek yang melakukan VC (Video Call) dengan cucu-cucunya yang tinggal di negara lain. penggunaan
internet merujuk pada kepentingan dan kegemaran penggunanya, tanpa ada batasan
dari dan apa pun.
Akan tetapi, kebebasan mengakses internet juga melahirkan
banyak akibat negatif. Internet menjadi wadah penipuan, penjualan barang-barang
terlarang, intimidasi, pornografi, kekerasan, dan kehilangan relasi antara satu
pihak dengan pihak lain yang berdekatan. Sebagai contoh, dalam Tribun Jogja tanggal 24
Januari 2017, jajaran Kepolisian Resort Gunungkidul menangkap lima pengedar
obat-obatan terlarang jenis pil Trihexype nidyl atau biasa disebut pil yarindu
atau pil sapi, serta psikotropika jenis lainnya melalui media sosial. Berita
ini menjadi salah satu contoh bahwa internet dijadikan media oleh oknum-oknum
yang tidak bijaksana dalam melakukan tindakan amoral dan menyimpang dari norma
serta nilai dalam masyarakat. Pengedaran obat terlarang dapat melumpuhkan
moral generasi penerus bangsa. Apalagi pengedarannya
dilakukan melalui media sosial yang nota bene menyentuh langsung kehidupan manusia.
Selain itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Yohana Yembise, dalam kompas tanggal 4 Mei 2016 mengatakan konten pornografi
sebagai penyebab tindakan kekerasan seksual terhadap anak-anak. Konten-konten
pornografi tersebut bersumber dari aplikasi dan video yang diunduh dari
internet. Kesimpulan itu diambil setelah Yohana berbicara dengan para pelaku di
lapas. Dapat disimpulkan kehadiran konten pornografi dalam internet dapat
mempengaruhi moral manusia dalam bertindak. Setiap praktik pornografi dalam
video yang ditonton dipraktikkan dalam kehidupan nyata, begitu pula tindakan
kekerasan.
Dua fakta di atas membuktikan bahwa internet juga
berpengaruh dalam melumpuhkan atau mendegradasi moral penggunanya, terlepas
dari peran positifnya. Belum lagi tindakan amoral yang belum terekam oleh media.
Kenyataan ini tentu mengguncang dan menjadi keresahan bagi masyarakat Indonesia
khusunya, dan manusia umumnya. Karenanya, siapa pun perlu memburu solusi yang
tepat untuk masalah di atas. Dengan begitu, efek negatif tidak menjamur dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sense of Humanity
Dalam CNN Indonesia, tanggal 20 Maret 2015, Hasil
penelitian Pew Research Center menyatakan
bahwa banyak warga negara berkembang berpikir bahwa koneksi internet memiliki
pengaruh positif dan berdampak negatif pada moralitas. Pew Research Center mewawancarai lebih dari 36.000 orang di 32
negara berkembang dalam penelitian. Mereka diajukan pertanyaan terkait
penggunaan internet oleh individu. Mayoritas pengguna, sebanyak 64 persen
berkata internet memberi pengaruh positif. Namun, sebanyak 42 persen berpikir
internet buruk untuk moralitas, hanya 29 persen yang mengatakan internet
memberi pengaruh baik pada moralitas. Artinya, data ini mengindikasikan bahwa
masyarakat menyadari situasi dilematis kehadiran internet dalam kehidupan
mereka sendiri. Maka, solusinya berkaitan dengan pilihan dan keputusan
masyarakat dalam menggunakan internet, berkaitan dengan membedakan dampak positif dan negatif internet.
Untuk itu, penulis menawarkan sense of humanity untuk menangkal dilema kehadiran internet. Sense of Humanity berkaitan dengan
kesadaran dari setiap pribadi dalam melihat sesuatu berdasarkan fondasi dan
akar kehidupan manusia, yaitu kemanusiaan (humanity).
Internet dilihat dalam ruang kemanusiaan. Maka, setiap kali menggunakan
internet, pengguna menyandingkan informasi yang ditawarkan internet dengan apa
yang menjadi dampak kemanusiaan bagi kehidupannya kelak. Cara ini dapat
menyuburkan adrenalin humanitas pengguna supaya penggunanya tetap menjadi orang
konsisten dengan kemanusiaannya sendiri dan tidak terpengaruh oleh konten
negatif internet, pun nanti bisa berdampak positif tehadap orang-orang di
sekitarnya.
Dalam berbagai situasi, setiap orang yang menggunakan
internet perlu membentuk kebiasaan ini secara intensif, agar sense of humanity tetap bertahan.
Misalnya, membiasakan diri dalam menggunakan aplikasi positif internet,
memblokir konten negatif internet. Sebagai pemerintah, mereka perlu menciptakan
keamanan efektif internet dari sentuhan hacker.
Orang tua yang terus mengawasi anaknya yang menggunakan internet. Masyarakat
pun harus memberi contoh kepada masyarakat lain dalam menggunakan internet.
Jika hal ini benar-benar dipraktikkan, maka penanaman sense of humanity akan menjadi gerakan
universal dalam mendongkrak setiap kebiasaaan positif masyarakat dalam
menggunakan internet. Bagaimana pun, penggunaan internet berkaitan dengan
pilihan dan keputusan. Jika masyarakat ingin, memilih hal positif, maka
internet menyediakan hal positif, pun jika masyarakat memilih hal negatif,
tentu internet juga melayaninya. Untuk menjawab hal itu, masyarakat perlu
menanam dan menyuburkan sense of humanity
dalam menentukan sikapnya ketika menggunakan internet.
Komentar
Posting Komentar